Ini 3 Kepercayaan yang Mengajarkan Karyawan tentang Work-life Balance


Bekerja secara produktif dan optimal menjadi keharusan setiap pekerja. Namun, akhirnya, banyak orang melupakan kehidupan pribadinya karena terlalu fokus bekerja. Bila ini terus terjadi akan muncul masalah baru, yaitu goyangnya work-life balance.

Ketika work-life balance tidak terjaga maka akan menimbulkan banyak masalah lainnya, seperti berantakannya time management, burnout, hingga depresi.
Baca Juga: 5 Manfaat Website Untuk Usaha Kecil Atau Perusahaan Di Era Digital
Ironis memang, work-life balance sering disepelekan bukan karena dianggap tidak penting, tapi terjadi tanpa disadari. Selain itu, mindset juga menjadi faktor penting dalam menyeimbangkan antara pekerjaan, kehidupan pribadi dan sosial.

Berikut ini ada beberapa kepercayaan yang bisa membentuk mindset kamu dan mengajarkan karyawan tentang pentingnya work-life balance dalam suatu pekerjaan. Yuk disimak!

1. Pahami Waktu Lebih Berharga daripada Uang


Karyawan bekerja mati-matian bukan sekadar untuk memenuhi tanggungjawab, tetapi juga demi mengejar puncak karier dan kesehatan finansial. Tak ayal, waktu pribadi pun dikorbankan untuk digunakan sebagai jam kerja tambahan.

Karier dan keuntungan materi yang diberikan perusahaan memang memberikan kepuasan tersendiri untuk memenuhi ambisi pekerjaan. Namun, ini pun bisa menjadi bumerang yang mengusik work-life balance.

Masalah work-life balance tidak akan terjadi bila kamu percaya bahwa waktu lebih berharga daripada uang. Waktu kamu tidak bisa dibeli atau diputar ulang. Jadi, hanya mengunakannya untuk bekerja tanpa henti akan mubazir. Jangan sampai ada penyesalan di masa depan.

2. Jangan Isi Waktu Istirahat untuk Bekerja


Waktu kosong sejatinya gunakan untuk beristirahat atau mengerjakan aktivitas di luar pekerjaan. Tapi, ada beberapa orang yang terjebak dengan pekerjaan.

Baca Juga: Work Hard Play Hard Bukanlah Pilihan Terbaik bagi Hidup Anda
Kalau ini yang terjadi pada kamu, pertama, kamu harus ingat bahwa waktu adalah hal yang berharga. Jangan salah menggunakannya. Kedua, mulailah bersikap dengan menolak tawaran pekerjaan atau kolaborasi kerja di waktu istirahat.
Baca Juga: Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

3. Membagi Waktu Melalui Metode To-do-list


Apakah kamu berolahraga atau nonton film di akhir pekan? Atau, akhir pekan kamu malah digunakan untuk lembur?

Ubahlah pemikiran kamu bahwa kamu tak memiliki waktu cukup untuk menyelesaikan pekerjaan. Bila pola pikir kamu pertahankan, maka kamu tidak akan pernah merealisasikan rencana-rencana di luar pekerjaan.

Cara termudah untuk mengubah kebiasaan buruk ini dengan memasukkan rencana-rencana di luar pekerjaan pada kalendar keseharian kamu.

Semoga tiga cara di atas membantu kamu untuk lebih menjaga work-life balance ya!

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)