Pituluik Media. Sumatera Barat adalah sebuah provinsi yang terletak di pulau Sumatera atau masuk kedalam wilayah Indonesia bahagian barat. Seperti kita ketahui Ibu Kota Provinsi ini adalah Kota Padang. Daerah ini memiliki banyak sekali tempat wisata dan gudangnya kuliner yang enak. Bagi wisatawan yang datang ke daerah Sumbar pasti mereka tidak akan lupa untuk mencicipi kuliner enak yang sudah terkenal sampai ke ranah Internasional yaitunya Rendang. Selain memiliki tempat wisata yang indah dan kuliner yang enak Sumatera Barat juga memiliki banyak sekali tradisi yang unik dan menarik. Nah berikut ini merupakan 15 tradisi dan budaya masyarakat Minangkabau Sumatera Barat yang masih EKSIS:
1 Batagak Pangulu
Sumber: Minangnantigo |
Masyarakat Sumatera Barat yang memiliki etnis Minangkabau, hidup dalam budaya bersuku dan berkaum. Setiap suku yang ada di sana biasanya memiliki seorang penghulu suku atau Datuak. Ketika sebuah suku atau kaum mengangkat pimpinan kaumnya yang baru maka diadakanlah upacara adat yaitunya Batagak Pangulu.
Upacara Batagak Pangulu merupakan salah satu upacara besar yang menjadi tradisi masyarakat Minangkabau Sumatera Barat. Acara ini biasanya diadakan dengan menyembelih kerbau dan mengadakan acara pesta selama 3 hari bahkan sampai seminggu lamanya. Wow lama juga ya acaranya.
2. Makan Bajamba
Sumber Saribundo |
Tradisi makan bajamba diperkirakan masuk ke Sumatera Barat seiring dengan masuknya islam ke Ranah Minang sekitar abad ke-7. Maka tidak heran jika banyak adab dalam makan bajamba yang sesuai dengan syariat ajaran agama Islam. Anda Pernah mencoba? Bagaimana pendapat anda dengan makan bersama ini?
3. Maulid Nabi di Pariaman
Sumber: Pariaman TOday |
Jika biasanya peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan ceramah dan tabligh akbar, berbeda dengan daerah Padang Pariaman, Sumatera Barat. Di daerah ini peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan cara yang khas dan sama sekali berbeda dengan daerah-daerah lainnya.
Masyarakat di Padang Pariaman melaksanakan acara Maulid Nabi sepanjang bulan Rabi’ul Awal hingga Jumadil Akhir. Kegiatan ini pun dilakukan secara marathon, bergiliran dari satu Surau ke Surau lainnya. Pelaksanaannya sendiri dilakukan kurang lebih selama dua hari, biasanya pada hari Sabtu dan Minggu. Pada hari Sabtu siangnya para ibu-ibu dan perempuan biasanya menjalankan tugas membuat berbagai macam masakan dan aneka hidangan untuk acara. Makanan paling khas ketika Maulid di Pariaman ini adalah Lamang yang merupakan kuliner khas Minangkabau.
Kemudian pada malam harinya akan dilaksanakan prosesi ‘Bazikia’ (Berdzikir). Pada prosesi ini para ulama yang di Pariaman disebut Tuanku, Imam Katik (Imam Khatib), serta Labay berkumpul di Surau membacakan dzikir dan shalawat hingga pagi menjelang.
Pada hari berikutnya, sore harinya selepas Ashar dilaksanak prosesi makan bajamba atau makan basamo. Pada momen ini semua masyarakat kampung akan berkumpul di Surau untuk menikmati masakan yang telah dibuat pada hari sebelumnya. Selain itu, momen pada acara ini biasanya juga dimanfaatkan untuk mengumpulkan sumbangan pembangunan Surau atau Mesjid.
4. Turun Mandi
Upacara Turun Mandi dimulai dengan persiapan berbagai macam perlengkapan, kemudian arak-arakan menuju sungai (batang aia) tempat dilaksanakannya upacara Turun Mandi tersebut. Upacara ini sendiri hanya bisa dilaksanakan di Batang Aia atau Sungai.
Namun dengan berjalannya waktu upacara turun mandi tidak harus di sungai lagi.
5. Balimau
Balimau adalah sebuah tradisi mandi membersihkan diri utnuk menyambut kedatangan bulan suci ramadhan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di lubuak atau sungai. Selain itu Balimau juga memiliki makna lainnya yaitu mensucikan bathin dengan bermaaf-maafan satu sama lain sebelum menyambut bulan suci ramadhan.
6. Batagak Kudo-Kudo
Upacara Batagak Kudo-Kudo adalah salah satu dari rangkaian panjang dari Tradisi masyarakat Minangkabau dalam membangun rumah. Upacara Batagak Kudo-Kudo sendiri dilakukan oleh masayrakat saat sebuah rumah baru akan baru dipasan kuda-kuda. Biasanya upacara ini mirip dengan ‘baralek’ dengan mengundang orang kampung dan sanak famili sekitar. Kado yang biasanya dibawakan oleh tamu undangan adalah seng atau atap untuk rumah, sesuai dengan keperluan untuk membangun sebuah rumah.
Tradisi ini di zamana saat sekarang ini mungkin sudah sangat langka, namun di beberapa daerah tradisi ini masih berlangsung.
7. Basapa
Tradisi Basapa adalah kegiatan ziarah ke Makam Syekh Burhanuddin di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Kata Basapa sendiri diambil dari kata Safar yang merupakan nama bulan dalam kalender Hijriah. Tradisi Basapa biasanya dilaksanakan pada tanggal 10 Safar atau pada hari rabu minggu kedua dan minggu ketiga bulan Safar.
Kegiatan basapa ini dilakukan masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih terhadap Syekh Burhanuddin atas jasanya mengembangkan ajaran Islam di Minangkabau. Tarekat Syatarriah yang dibawa Syekh Burhanuddin mendapat tempat di hati masyarakat Minangkabau pada waktu itu
Tradisi Basapa ini diadakan sebanyak dua kali, yaitu Sapa Gadang dan Sapa Ketek. Sapa Gadang diadakan pada minggu kedua bulan Safar sedangkan Sapa Ketek diadakan pada minggu selanjutnya. Tanggal 10 Safar sendiri diyakini sebagai tanggal atau hari dimana meninggalnya Syekh Burhanuddin yaitu 10 Safar 1111 H/1691 M.
8. Goro atau Gotong Royong Membersihkan Masjid
Minangkabau terkenal dengan masyarakatnya yang 100% beragama Islam, tradisi ini biasanya dilakukan masyarakat Minangkabau sebelum menyambut bulan suci ramadhan. Biasanya yang membesihkan sehari-hari adalah marbot atau penjaga masjid, tetapi ketika sebelum menyambut bulan suci Ramadhan masyarakat akan berbodong-bondong untuk membersihkan masjid secara bersama-sama.Setelah selesai gotong royong, masyarakat akan melaksanakan acara makan-makan dan juga silaturahimi untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi membersikan masjid saat sekarang ini juga sudah jarang kita temui, hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran diri dari setiap masyarat untuk mau bergotong royong.
9. Tradisi Bajapuik Pariaman
Bajapuik merupakan sesuatu hal yang dipandang masyarakat Pariaman sebagai kewajiban pihak perempuan yang akan menikah dengan laki-laki yang berasal dari Pariaman. Dalam tradisi ini pihak perempuan diharuskan menyiapkan sejumlah uang untuk menjemput sang laki-laki sebelum waktu pernikahan dilangsungkan.
Jumlah uang yang harus diberikan pun tergantung dari status sosial dari sang laki-laki yang akan dinikahi. Jika si laki-laki hanya seorang memiliki pekerjaan serabutan seperti ke ladang uang jemputannya hanya sedikit. Namun jika sang laki-laki merupakan seorang dokter maka uang jemputannya bisa sampai puluhan juta dan bahkan sampai ratusan juta.
Adapun tradisi Bajapuik dan besaran uang yang harus di bayar oleh pihak wanita tergantung kepada negosiasi antara niniak mamak kedua belah pihak yaitu pihak laki-laki dan perempuan.
10. Tradisi Ma Isi Sasuduik Payakumbuh
Ma isi sasuduik merupakan salah satu tradisi Minangkabau yang berkembang di daerah Payakumbuh dan masih berlangsung hingga sampai saat sekarang ini. Tradisi Ma Isi Sasuduik biasanya akan dilaksanakan ketika ada pasangan yang pihak wanitanya berasal dari Payakumbuh.
Dalam tradisi Ma Isi Sasuduik pihak pria diharuskan membayar sejumlah uang kepada pihak wanita. Uang tersebut fungsinya adalah sesuai dengan nama tradisi tersebut yaitu ma isi sasuduik, dimana ma isi sasuduik yang dimaksudkan adalah membayarkan sejumlah uang untuk membeli perlengkapan yang ada di kamar calon pengantin.
Berbeda halnya dengan tradisi bajapuik pariaman, ma isi sisuduik ini langsung dibelikan untuk barang bukan dalam berbentuk uang. Jadi uang tersebut memang dijadikan sebagai modal untuk mempelai/orang yang menikah.
Berbeda halnya dengan tradisi bajapuik pariaman, ma isi sisuduik ini langsung dibelikan untuk barang bukan dalam berbentuk uang. Jadi uang tersebut memang dijadikan sebagai modal untuk mempelai/orang yang menikah.
11. Pacu Jawi
Ini adalah Sebuah tradisi yang sering dilombakan oleh Minangkabau teruama di daerah Kabupaten Tanah Datar. Tradisi Pacu Jawi atau yang biasa bisa sebut dengan pacu sapi merupakan tradisi yang setiap tahunnya di adakan oleh masyarakat Tanah Datar.
Tradisi Pacu Jawi biasanya diadakan di 4 (empat) lokasi selama 4 Minggu di daerah Kabupaten Tanah Datar. Tradisi ini dilakukan para petani minangkabau ketika selesai malaksanakan musim panen.
Tempat lain yang juga mengadakan Pacu Jawi ini adalah Kabupaten Lima Puluh Kota
12. Pacu Itiak
Jika biasanya hewan yang dijadikan untuk pacuan adalah binatang seperti kuda, anjing dan sapi namun berbeda di Sumatera Barat. Ada sebuah tradisi yang dimulai pada tahu 1928, tradisi yang satu ini merupakan event yang di adakan oleh anak nagari minangkabau seperti halnya pacu jawi. Ya, itulah Pacu Itiak.
Pacu itiak dalam bahasa indonesia berarti pacu bebek atau dalam bahasa Inggris Duck race. Sumatera Barat merupakan satu-satunya tempat di dunia yang mengusung kompetisi atau pertandingan pacu itiak.
Tradisi unik dan menarik ini merupakan salah satu keunikan yang ada di Sumatera Barat.
13. Tabuik
Prosesi tabuik ini biasanya dilakukan selama satu minggu dengan perayaan puncak tabuik yang dinamakan dengan “Hoyak Tabuik”. Tradisi ini rutin dilakukan pada tanggal 10 Muharram setiap tahunnya.
Ada sebuah pepatah minang mengatakan, “pariaman tadanga langang, batabuik mangkonyo rami “. Artinya pariman terdengar sepi, tetapi ketika di adakan acara tabuik makan akan tercipta keramaian disana. Hal ini bisa dibuktikan pada saat puncak dari perayaan tabuik, biasanya masyarakat Minangkabau akan berbondong-bondong ke Pariaman untuk menyaksikan tradisi tabuik. Bahkan orang-orang luar negri juga ikut menyaksikan prosesi tradisi tabuik.
Baca Juga:
- 10 Kuliner Khas Payakumbuh yang Dijamin Akan Menggugah Selera
- Bahan dan Cara Membuat Rendang Minangkabau Sumatera Barat
- Xiaomi Pocophone F1 Resmi Di Rilis, Speknya Saingi Samsung Galaxy Note 9
- 5 Smartphone yang Dijuluki Best Design Smartphone 2018
- Marosok Tradisi Unik Asal Minangkabau yang Memiliki Makna Tersirat
- 5 Tips Mudah Untuk Memulai Sebuah Usaha
terimakasih
Written: Alber